PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap
masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu
dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap
hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi
dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil
daripada kehormatan, misalnya, mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan
materil akan menduduki kedudukan yang lebih tinggi apabila di bandingkan dengan
pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang
merupakan pembedaan posisi seseorang atau sesuatu kelompok dalam kedudukan yang
berbeda-beda secara vertical.
Bahkan pada
zaman kuno dahulu, filsuf aristoteles (yunani) mengatakan di dalam Negara
terdapat 3 unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, melarat, dan berada
ditengah-tengahnya. Ucapan demikian paling tidak membuktikan bahwa dijaman itu
dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyaraka yang mempunyai
kedudukan betingkat-tingkat dari bawah ke atas.
1.2 Pokok Bahasan
1.
Pengertian Ilmu Sosial Dasar
2.
Pelapisan sosial
3.
Kesamaan derajat
4.
Elite dan Massa
1.3 Tujuan
- Memahami dan menyadari adanya
kenyataan-kenyataan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
- Peka terhadap masalah-masalah sosial dan
tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
- Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat
mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
- Memahami jalan pikiran para ahli dari
bidang ilmu pengetahuan lain dandapat berkomunikasi dengan mereka dalam
rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar yaitu dalam
rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya
tanggap, perpepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya
dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.
Ilmu sosial dasar tidak
merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing
sebagai disiplin ilmu memiliki objek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang
tidak mungkin dipadukan.Ilmu sosial dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena ilmu sosial dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan
yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yg diwujudkan
oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori-teori (fakta, konsep,
teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan
ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu
Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) MK.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu
usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar
tentang konsep-konsep yangg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial
agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam
menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa
pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
Ilmu pengetahuan dikelompokan dalam beberapa kelompok.
Secara umum ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum
disebut ilmu pengetahuan humaniora. Pengelompokan ilmu pengetahuan ini yang
mendasari pengembangan Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya
Dasar.
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat
dibedakan 3 golongan :1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
2. konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
A. Pelapisan social
a. pengertian
Masyarakat
terbentuk dari individu-individu. Dan individu-individu yang berlatar belakang
tentu akan membentuk suatu masyarakat yang heterogen yang terdiri dari
kelompok-kelompok social. Dengan adanya yang seperti ini maka terbentuk yang
namanya pelapisan masyarakat atau terbentuk masyarakat yang berstrata.
Masyarakat
adalah satu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan
stabil. Maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam
pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Individu dan masyarakat adalah
komplementer, dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa:
a)
Manusia
dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukkan pribadinya.
b)
Individu
mempengaruhi masyarakat dan bahkan dapat menyebabkan perubahanbesar
pengaruhnya.
Sedangkan pelapisan social atau
stratifikasi social menurut istilah dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN.
Dapat diartikan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan / status yang sama
menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan dalam suatu lapisan atau stratum.
Stratifikasi social juga di artikan
sebagai dimensi fertikal dari struktur social masyarakat (melihat perbedaan
masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada). Stratifikasi social juga adalah
sebagai gejala yang universal artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga
pasti akan didapatkan pelapisan social tersebut.
Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan
masyarakat atau stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).
Menurut Theodorson dkk dalam
Dictionary of Sociology, adalah: pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan
peranan yang relative permanan yang terdapat di dalam system social (dari
kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal perbedaan hak, pengaruh dan
kekuasaan.
Mengapa terjadi stratifikasi social ?
Menurut SOERJONO SOEKAMTO(1981:133).
Selama dalam suatu masyarakat
ada sesuatu yang di hargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang
dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan
adanya system yang berlapis-berlapis yang ada dalam masyarakat itu. (barang
sesuatu yang di hargai masyarakat itu adalah uang, benda-benda bernilai
ekonomis seperti: tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan)
Menurut PAUL B. HORTON & CHESTER L. HUNT(1989:
7-12).
Terjadinya stratifikasi social dalam masyarakat
dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas,
akibatnya distribusi di dalam masyarakat tidak merata. Mereka yang memperoleh
menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah.
a.
Pelapisan social ciri tetap kelompok
social
Pembagian
dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi
dasar dari seluruh system seluruh masyarakat kuno. Seluruh masyarakat
memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada kaum laki-laki dan perempuan.
Tetapi hal ini hanyalah semata-mata ditentukan oleh system kebudayaan itu
sendiri. Contohnya seperti kedudukan laki-laki di minangkabau dengan laki-laki
di jawa. Di jawa kekuasaan keluarga ada ditangan ayah sedangkan di minangkabau
dipegang oleh ibu. Itu karena kebudayaan si sana bebeda dengan di jawa. Di sana
para wanitanya yang melamar si laki-laki dan juga di sana wanita dikenal ulet/
rajin.
Di dalam
organisasi masyarakat primitive pun dimana belum mengenal tulisan, pelapisan
social itu sudah ada. Hal ini terwujud dengan berbagai bentuk, sebagai berikut :
1.
Adanya
kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan-perbedaan hak dan
kewajiban.
2.
Adanya
kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa.
3.
Adanya
pemimpin yang paling berpengaruh.
4.
Adanya
orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan
hukum.
5.
Adanya
pembagian kerja didalam suku itu sendiri.
6.
Adanya
pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.
Jika kita tidak dapat menemukan
masyarakat yang tidak berlapis-lapis di antara masyarakat yang primitive, maka
tidak mungkin lagi menemukannya dalam masyarakat yang lebih maju/
berkembang.bentuk dan proporsi pelapisan di masyarakat yang telah maju
berfariasi, tetapi pada dasarnya pelapisan masyarakat itu ada dimana-mana dan
disepanjang waktu.
b. Terjadinya Pelapisan Sosial
1.
Terjadi
Dengan Sendirinya
Proses
ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Orang-orang yang
menduduki lapisan ini ibentuk bukan berdasarkan kesengajaan yang disusun
sebelumnya oleh masyarakat itu tapi berjalan dengan alamiah atau dengan
sendirinya. Karena pelapisan bentuk ini tidak disusun dengan sengaja maka
bentuk pelapisan dan dasar pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan
kebudayaan masyarakat di mana system itu berlaku.
2.
Terjadi
Dengan Di sengaja
System pelapisan yang dibentuk
dengan disengaja ini bermaksud agar mengejar tujuan bersama. Di dalam system
ini di tentukan secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang
di berikan kepada seseorang.sistem ini dapat dilihat dalam suatu organisasi
pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar,
perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain.
Di dalam system organisasi yang di
susun dengan cara ini mengandung 2 sistem:
1)
System
fungsional: pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingandan
harus berkerjasama dalam kedudukan yang sederajat, contoh: perkantoran dan
kepala-kepala seksi.
2)
System
scalar: pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah ke atas.
Pembagian kedudukan dalam organisasi
formal pada pokoknya di perlukan agar organisasi itu dapat bergerak secara
teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tetepi system ini terdapat pula
kelemahannya.
Secara teoritis,
semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan
hidup kelompok-kelompok social, halnya tidak demikian. Pedoman untuk meneliti
pokok-pokok terjadinya pelapisan dalam masyarakat :
1. System lapisan mungkin berpokok pada
system pertentengan dalam masyarakat. System demikian hanya mempunyai arti yang
khusus bagi masyarakat tertentu yang manjadi obyek penelitian.
2. System lapisan dapat dianalisis
dalam ruang lingkup unsur-unsur, antara lain:
a)
Distribusi
hak-hak istimewa yang objektif,
b)
System
pertahapan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat(prestos dan penghargaan)
c)
Kriteria
system pertentangan dapat berdasarkan
kualitas pribadi,keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik,
wewenang atau kekuasaan.
d)
Lambang-lambang
kedudukan
e)
Mudah
sukarnya bertukar kedudukan
f)
Solidaritas
di antara individu atau kelompok-kelompok social yang menduduki kedudukan yang
sama dalam system social masyarakat:
a.
Pola-pola
interaksi
b.
Kesamaan
atau ketidaksamaaan system kepercayaan, sikap, dan nilai.
c.
Kesadaran
dan kedudukan masing-masing
d.
Aktivitas
sebagai organ kolektif
A.
KESAMAAN DERAJAT
Kesamaan derajat dan isi jaminan
oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang
diberikan dalam berbagai sector kehidupan. Hak inilah yang yang banyak dikenal
dengan Hak Asasi Manusia.
Persamaan
hak
Adanya
kekuasaan Negara seolah-olah hak individu lambat-laun dirasakan sebagai suatu
yang mengganggu, Karen di mana kekuasaan itu berkembang, terpaksalah ia
memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah pula luas batas
hak-hak yang dimiliki individu tu.
Mengenai
persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang
hak-hak (asasi)manusia atau universitas declaration of human right (1948) dalam
pasal-pasalnya, seperti dalam:
Pasal 1: “sekalian orang dilahirkan merdeka dan
mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan
hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.”
Pasal 2 ayat 1 : “ setiap orang
berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam
pernytaan ini dengan tak ada kecuali apapun, seperti misalnya bangsa, warna,
jenis kelamin, bahasa, agama, politik, atau pendapat lain, asal mula kebangsaan
atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan.”
A.
ELITE DAN MASSA
a. ELITE
Elite
adalah suatu minoritas pribadi-pribadinyang di angkat untuk melayani suatu
kolektifitas dengan cara yang bernilai social. Dalam pengertian umum elite itu
menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “ posisi didalam
masyarakat di puncak struktur-struktur social yang terpenting, yaitu posisi tinggi
di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran,
dan pekerjaan-pekerjaan dinas.”
Fungsi elite dalam memegang
strategi:
Dalam suatu kehidupan social
yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit selalu ada
kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan
yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika
di bandingkan dengan massa. Penentuan ini berdasarkan penghargaan masyarakat
terhadap peranan yang di lancarkan.
Ada 2 kecenderungan yang digunakan
untuk menentukan elite dalam masyarakat itu:
a.
Menitikberatkan
pada fungsi social
b.
Pertimbangan-pertimbangan
yang bersifat moral
Menurut parson, dua kecenderungan di atas melahirkan 2
macam elite,yaitu:
a.
Elite
internal : yang menyangkut integrasi moralserta solidaritas social yang
berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan
keadaan jiwa.
Elite eksternal : meliputi pencapaian tujuan dan
adaptasi, berhubungan dengan problema-problema yang memperlihatkan sifat yang
keras, masyarakat lain atau mas depan tak tentu.
a. MASSA
Istilah massa dipergunakan untuk
menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang
dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi secara fundamental berbeda dengannya
dalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili
oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku missal sepertinya mereka
yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang
menyebar diberbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa
pembunuhan sebagai diberikan dalam pers.
Ciri – ciri massa adalah :
·
Keanggotaannya
berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang
dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat
kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka
sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang
pembunuhan misalnya malalui pers
·
Massa
merupakan kelompok yagn anonym, atau lebih tepat, tersusun dari
individu-individu yang anonym
Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar
anggota-anggotanya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ø Social
atau stratifikasi social menurut istilah dari kata STRATA atau STRATUM yang
berarti LAPISAN. Dapat diartikan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan /
status yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan dalam suatu lapisan
atau stratum.
Ø Terjadinya
pelapisan social melalui 2 macam:
·
Terjadi
dengan sendirinya
·
Proses ini
berjalan tanpa direncanakan.
·
Terjadinya
dengan disengaja
·
System ini
dibuat secara sengaja dengan maksud dapat memiliki tujuan bersama.delam system
ini mengandung 2 sistem, yaitu:
·
System
fungsional: pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingandan
harus berkerjasama dalam kedudukan yang sederajat, contoh: perkantoran dan
kepala-kepala seksi.
·
System
scalar: pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah ke atas.
Ø Ukuran
yang biasa dipakai dalam menggolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan
social, ialah:
·
Ukuran
kekayaan
·
Ukuran
kekuasaan
·
Ukuran
kehomatan
·
Ukuran ilmu
pengetahuan.
Ø Dalam
pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat
menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah
sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan
Ø Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan
suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan, yang dalam
beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya
dalam hal-hal yang lain.
Suzana keller, Penguasa dan
Kelompok Elite, Rajawali, Jakarta, 1984
Ahmadi, Drs.H.Abu. Ilmu
Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta,Mei 2003
Robin Williams Jr., American
Society, (New York: A Fred A Knopf) 1960
Kingsley Davis, Human Society, (New
York: The Macmillan Company) 1960
Koentjaraningrat: Beberapa Pokok
Antropologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Dian Rakyat) 1967
Soerjono Soekamto,Sosiologi Suatu
Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi: Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta:
Yayasan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964)
William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf,
sociology, edisi ke-4, A.P. Feffer dan Simons Internasional University Edition,
19.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/pengertian-ilmu-sosial-dasar-2/