Minggu, 04 November 2012

MEMAHAMI MASALAH KEPEMUDAAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1            LATAR BELAKANG

Masalah Pemuda adalah masalah abadi yang akan terus ada karena masalah pemuda merupakan akibat proses pendewasaan dan perubahan seseorang untuk lebih memahami dan mengenal akan karakter individu masing-masing.Dengan hal tersebut tentu akan mempengaruhi cara atau proses seseorang dalam bersosialisasi dengan berbagi pihak dalam jangka waktu pendek maupun dalam waktu panjang.Dan dalam hal sosialisasi pemuda ikut mempengaruhi proses interaksi  karena peran pemuda sebagai tumpuan penerus bangsa yang tidak selaras dapat mengakibatkan ketidaksinambungan yang cukup signifikan bagi lingkungan dan kehidupan bermasyarakat.


1.2            Rumusan Masalah
1.      Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
2.      Pemuda dan Identitas
3.      Perguruan dan Pendidikan


1.3            Tujuan
Maksud dan tujuan pembahasan Pemuda dan Sosialisasi ini adalah untuk memahami suatu proses yang terjadi pada diri pemuda yang dapat mempengaruhi perkembangan sosialisasi yang apabila terjadi hal-hal yang menyimpan dalam sikap pemuda akan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan interaksi sosial yang berjalan selaras menjadi tidak efektif.


BAB II
PEMBAHASAN

1.     Internalisasi Belajar dan Spesialisasi

Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.



A.    pengertian pemuda
Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.

Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.


B.     pengertian sosialisasi

Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1)      Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2)      Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3)      Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4)      Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

C.    proses sosialisasi
Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.
1)      Tahap persiapan (Preparatory Stage)
      Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan” tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.

2)      Tahap meniru (Play Stage)
      Tahap ini ditandai dengan:
Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.
Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.
Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).

3)      Tahap siap bertindak (Game Stage)
      Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4)      Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
      Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.


D.    peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat

Peranan Sosial Mahasiswa bisa dikatakan pemuda yang aktif dan berintelektual yang akan berperan sebagai generasi yang diharapkan akan meneruskan generasi sebelumnya, yang akan membangun negaranya menjadi lebih baik (maju). Sedangkan Pemuda adalah sesorang Individu atau kelompok yang berperan aktif didalam masyarakat dan bisa dikatakan Mahasiswa atau tidak, karena belum semua pemuda yang berintelektual mampu secara ekonomi untuk menjenjang pendidikan yang lebih tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin mahal.  Bisa dikatakan Pemuda memiliki Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting dilingkungan masyarakat kuhususnya bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan sekitar maupun secara luas.

2.     Pemuda dan Identitas

1.      pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:
1.      Landasan IDIIL                         : Pancasila
2.      Landasan Konstitusional           : Undang-Undang Dasar 1945
3.      Landasan Strategis                      : Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.      Landasan Historis                       : Sumpah Pemuda Th. 1928 dan     
                                                               Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45
5.      Landasan Normatif                     : Etika, tata nilai dan tradisi 
                                                                luhur yang hidup dalam masyarakat

2.      pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda terbagi dua, yaitu :
a)      Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.

b)      Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat  bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.


3.      masalah-masalah generasi muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :
a.       Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b.      Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.        Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d.      Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e.       Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f.       Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
g.      Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.
h.      Merebaknya penggunaan NAPZA dikalangan remaja
i.        Belum adanya peraturanm perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.

4.      potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
1) Idealisme dan Daya Kritis
            Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.



2) Dinamika dan Kreativitas
            Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.

3) Keberanian Mengambil Resiko
            Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.

5.      tujuan pokok sosialisasi
Tujuan sosialisasi ada 4 yaitu:
1.      Memberikan ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
2.      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
3.      Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat.


3.     Perguruan dan Pendidikan
1.      pengertian pendidikan dan perguruan tinggi
Arti penting dari pendidikan adalah sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akar berhasil dalam pembangunannya secara ‘self propelling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang agaknya merupakan contoh prototipe dalam hubungan ini.

Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk manusia-manusia membangun. Dan untuk itu diperlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu di dalam menangani masalah pendidikan ini. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk, banyaknya jumlah pencari kerja, “Under utilized population”, kurangnya semangat kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh.
Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dari belenggu keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan pendidikan yang dapat mengembangkan semangat “inner will peningkatan kemampuan diri dan bangsa” yang terpencar dalam pembangunan pendidikan mental, intelektuan dan profesional bagi seluruh penduduk dan pemuda Indonesia.
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendidikan itu diharapkan bangsa Indonesia akan mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu alternatif pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan yang antara lain bercirikan perubahan yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila. Dalam hal ini kiranya pemerintah telah cukup berhasil dalam menegakkan landasan-landasan ideal serta landasan koseptual terhadap pembaharuan pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah dan tepat guna.

2.      Pengembangan potensi generasi muda
Generasi muda memiliki peranan penting dalam memajukan dan meningkatkan pembangunan. Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh generasi muda, mereka mampu berkarya dan berekspresi dengan bebas ,tetapi masih dalam lingkup yang sewajarnya dan tidak menyalahi aturan. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat masing-masing anak.


Generasi muda dapat mengembangkan potensi mereka melalui hoby atau kesenangan masing-masing, contohnya jika anak menyukai musik maka ia bisa mengembangkan potensinya dengan membuat sebuah band atau mengikuti kursus bermain musik sehingga potensi anak tersebut redup tanpa ada perkembangan.
Potensi generasi muda juga dapat membangun rasa bangga pada diri sendiri. Keluarga dan negara juga merasa bangga atas potensi yang dimiliki oleh anggota keluarga atau sebagai masyarakat. Tapi bagaimana jika generasi muda saat ini mengisi hari mereka dengan hanya menghabiskan uang orang tua dengan membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan, Sex di luar nikah, penyalahgunaan obat narkotika tak dapat dihindari, mabuk-mabukan (minum-minuman keras), dan masih banyak lagi hal-hal lain yang sangat menyedihkan. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan orang tua dapat mengarahkan sejak dini kemana arah yang paling tepat dan baik untuk perkembangan anak mereka sehingga generasi muda dapat memiliki potensi yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa.
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.

3.      alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemuda dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling berkaitan dimana pemuda adalah adalah masa tarnsisi dan secara psikologis sangat problematis , masa ini memungkinkan mereka berada dalm anomi (keadaan tanpa norma atau hukum , akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua.Dalam keadaan demikian , seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecendrungan melakukan pelanggaran . kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa. Sedangkan sosialisasi sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.  Sosialisasi itu sangat penting bagi semua orang kususnya para pemuda.
Masa depan suatu bangsa terletak di tangan pemuda atau generasi mudanya sebab merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Oleh karena itu, generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zaman, serta tetap menjagabudaya bangsanya.

DAFTAR PUSTAKA


Senin, 08 Oktober 2012

CONTOH MAKALAH ISD


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil daripada kehormatan, misalnya, mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan materil akan menduduki kedudukan yang lebih tinggi apabila di bandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau sesuatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertical.
Bahkan pada zaman kuno dahulu, filsuf aristoteles (yunani) mengatakan di dalam Negara terdapat 3 unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, melarat, dan berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian paling tidak membuktikan bahwa dijaman itu dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyaraka yang mempunyai kedudukan betingkat-tingkat dari bawah ke atas.

1.2      Pokok Bahasan
1.      Pengertian Ilmu Sosial Dasar
2.      Pelapisan sosial
3.      Kesamaan derajat
4.      Elite dan Massa

1.3     Tujuan
  1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
  2. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
  3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
  4. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dandapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan  masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar yaitu dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, perpepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.
Ilmu sosial dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki objek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.
Ilmu sosial dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena ilmu sosial dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori-teori (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) MK.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yangg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
Ilmu pengetahuan dikelompokan dalam beberapa kelompok. Secara umum ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum disebut ilmu pengetahuan humaniora. Pengelompokan ilmu pengetahuan ini yang mendasari pengembangan Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar.
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
2. konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.



A.   Pelapisan social
a.      pengertian
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Dan individu-individu yang berlatar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat yang heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok social. Dengan adanya yang seperti ini maka terbentuk yang namanya pelapisan masyarakat atau terbentuk masyarakat yang berstrata.

Masyarakat adalah satu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan stabil. Maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Individu dan masyarakat adalah komplementer, dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa:
a)      Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukkan pribadinya.
b)      Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan dapat menyebabkan perubahanbesar pengaruhnya.
Sedangkan pelapisan social atau stratifikasi social menurut istilah dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Dapat diartikan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan / status yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan dalam suatu lapisan atau stratum.
Stratifikasi social juga di artikan sebagai dimensi fertikal dari struktur social masyarakat (melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada). Stratifikasi social juga adalah sebagai gejala yang universal artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga pasti akan didapatkan pelapisan social tersebut.
Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan masyarakat atau stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).
Menurut Theodorson dkk dalam Dictionary of Sociology, adalah: pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relative permanan yang terdapat di dalam system social (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal perbedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
Mengapa terjadi stratifikasi social ?
Menurut SOERJONO SOEKAMTO(1981:133).
 Selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang di hargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system yang berlapis-berlapis yang ada dalam masyarakat itu. (barang sesuatu yang di hargai masyarakat itu adalah uang, benda-benda bernilai ekonomis seperti: tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan)
Menurut PAUL B. HORTON & CHESTER L. HUNT(1989: 7-12).
Terjadinya stratifikasi social dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusi di dalam masyarakat tidak merata. Mereka yang memperoleh menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah.


a.      Pelapisan social ciri tetap kelompok social
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh system seluruh masyarakat kuno. Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini hanyalah semata-mata ditentukan oleh system kebudayaan itu sendiri. Contohnya seperti kedudukan laki-laki di minangkabau dengan laki-laki di jawa. Di jawa kekuasaan keluarga ada ditangan ayah sedangkan di minangkabau dipegang oleh ibu. Itu karena kebudayaan si sana bebeda dengan di jawa. Di sana para wanitanya yang melamar si laki-laki dan juga di sana wanita dikenal ulet/ rajin.

Di dalam organisasi masyarakat primitive pun dimana belum mengenal tulisan, pelapisan social itu sudah ada. Hal ini terwujud dengan berbagai bentuk, sebagai berikut :
1.      Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban.
2.      Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa.
3.      Adanya pemimpin yang paling berpengaruh.
4.      Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum.
5.      Adanya pembagian kerja didalam suku itu sendiri.
6.      Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.

Jika kita tidak dapat menemukan masyarakat yang tidak berlapis-lapis di antara masyarakat yang primitive, maka tidak mungkin lagi menemukannya dalam masyarakat yang lebih maju/ berkembang.bentuk dan proporsi pelapisan di masyarakat yang telah maju berfariasi, tetapi pada dasarnya pelapisan masyarakat itu ada dimana-mana dan disepanjang waktu.

b.      Terjadinya Pelapisan Sosial
1.      Terjadi Dengan Sendirinya
                        Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Orang-orang yang menduduki lapisan ini ibentuk bukan berdasarkan kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu tapi berjalan dengan alamiah atau dengan sendirinya. Karena pelapisan bentuk ini tidak disusun dengan sengaja maka bentuk pelapisan dan dasar pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat di mana system itu berlaku.

2.      Terjadi Dengan Di sengaja
                        System pelapisan yang dibentuk dengan disengaja ini bermaksud agar mengejar tujuan bersama. Di dalam system ini di tentukan secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang di berikan kepada seseorang.sistem ini dapat dilihat dalam suatu organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain.

Di dalam system organisasi yang di susun dengan cara ini mengandung 2 sistem:
1)      System fungsional: pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingandan harus berkerjasama dalam kedudukan yang sederajat, contoh: perkantoran dan kepala-kepala seksi.
2)      System scalar: pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah ke atas.
      
Pembagian kedudukan dalam organisasi formal pada pokoknya di perlukan agar organisasi itu dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tetepi system ini terdapat pula kelemahannya.
      Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok social, halnya tidak demikian. Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya pelapisan dalam masyarakat :
1.      System lapisan mungkin berpokok pada system pertentengan dalam masyarakat. System demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang manjadi obyek penelitian.
2.      System lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur, antara lain:
a)      Distribusi hak-hak istimewa yang objektif,
b)       System pertahapan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat(prestos dan penghargaan)
c)      Kriteria system pertentangan dapat berdasarkan kualitas   pribadi,keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang    atau kekuasaan.
d)     Lambang-lambang kedudukan
e)      Mudah sukarnya bertukar kedudukan
f)       Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok social yang menduduki kedudukan yang sama dalam system social masyarakat:
a.       Pola-pola interaksi
b.      Kesamaan atau ketidaksamaaan system kepercayaan, sikap, dan nilai.
c.       Kesadaran dan kedudukan masing-masing
d.      Aktivitas sebagai organ kolektif

A.   KESAMAAN DERAJAT
            Kesamaan derajat dan isi jaminan oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sector kehidupan. Hak inilah yang yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.
    Persamaan hak
           Adanya kekuasaan Negara seolah-olah hak individu lambat-laun dirasakan sebagai suatu yang mengganggu, Karen di mana kekuasaan itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu tu.
           Mengenai persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak-hak (asasi)manusia atau universitas declaration of human right (1948) dalam pasal-pasalnya, seperti dalam:
Pasal 1: “sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.”

Pasal 2 ayat 1 : “ setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernytaan ini dengan tak ada kecuali apapun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan.”

A.   ELITE DAN MASSA
a.     ELITE
                        Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadinyang di angkat untuk melayani suatu kolektifitas dengan cara yang bernilai social. Dalam pengertian umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “ posisi didalam masyarakat di puncak struktur-struktur social yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.”
Fungsi elite dalam memegang strategi:
                        Dalam suatu kehidupan social yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika di bandingkan dengan massa. Penentuan ini berdasarkan penghargaan masyarakat terhadap peranan yang di lancarkan.

Ada 2 kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat itu:
a.       Menitikberatkan pada fungsi social
b.      Pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral

Menurut parson, dua kecenderungan di atas melahirkan 2 macam elite,yaitu:
a.       Elite internal : yang menyangkut integrasi moralserta solidaritas social yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa.
Elite eksternal : meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi, berhubungan dengan problema-problema yang memperlihatkan sifat yang keras, masyarakat lain atau mas depan tak tentu.

a.      MASSA
             Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
      Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku missal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar diberbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberikan dalam pers.
Ciri – ciri massa adalah :
·         Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers
·         Massa merupakan kelompok yagn anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym
Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Ø  Social atau stratifikasi social menurut istilah dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Dapat diartikan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan / status yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan dalam suatu lapisan atau stratum.
Ø  Terjadinya pelapisan social melalui 2 macam:
·         Terjadi dengan sendirinya
·         Proses ini berjalan tanpa direncanakan.
·         Terjadinya dengan disengaja
·         System ini dibuat secara sengaja dengan maksud dapat memiliki tujuan bersama.delam system ini mengandung 2 sistem, yaitu:
·         System fungsional: pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingandan harus berkerjasama dalam kedudukan yang sederajat, contoh: perkantoran dan kepala-kepala seksi.
·         System scalar: pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah ke atas.
Ø Ukuran yang biasa dipakai dalam menggolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan social, ialah:
·         Ukuran kekayaan
·         Ukuran kekuasaan
·         Ukuran kehomatan
·         Ukuran ilmu pengetahuan.
Ø Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang memegang kekuasaan
Ø Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.




Suzana keller, Penguasa dan Kelompok Elite, Rajawali, Jakarta, 1984

Ahmadi, Drs.H.Abu. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta,Mei 2003

Robin Williams Jr., American Society, (New York: A Fred A Knopf) 1960

Kingsley Davis, Human Society, (New York: The Macmillan Company) 1960

Koentjaraningrat: Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Dian Rakyat) 1967
Soerjono Soekamto,Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Yayasan   Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964)

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf, sociology, edisi ke-4, A.P. Feffer dan Simons Internasional University Edition, 19.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/pengertian-ilmu-sosial-dasar-2/