Senin, 08 Oktober 2012

CONTOH MAKALAH ISD


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil daripada kehormatan, misalnya, mereka yang lebih banyak mempunyai kekayaan materil akan menduduki kedudukan yang lebih tinggi apabila di bandingkan dengan pihak-pihak lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau sesuatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertical.
Bahkan pada zaman kuno dahulu, filsuf aristoteles (yunani) mengatakan di dalam Negara terdapat 3 unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, melarat, dan berada ditengah-tengahnya. Ucapan demikian paling tidak membuktikan bahwa dijaman itu dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya lapisan masyaraka yang mempunyai kedudukan betingkat-tingkat dari bawah ke atas.

1.2      Pokok Bahasan
1.      Pengertian Ilmu Sosial Dasar
2.      Pelapisan sosial
3.      Kesamaan derajat
4.      Elite dan Massa

1.3     Tujuan
  1. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah – masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
  2. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
  3. Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
  4. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dandapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan  masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
Tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar yaitu dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, perpepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.
Ilmu sosial dasar tidak merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan, karena masing-masing sebagai disiplin ilmu memiliki objek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang tidak mungkin dipadukan.
Ilmu sosial dasar bukan merupakan disiplin ilmu tersendiri, karena ilmu sosial dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri dan juga tidak mengembangkan penelitian sebagai mana suatu disiplin ilmu, seperti ilmu-ilmu sosial di atas.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori-teori (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) MK.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yangg dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
Ilmu pengetahuan dikelompokan dalam beberapa kelompok. Secara umum ilmu pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum disebut ilmu pengetahuan humaniora. Pengelompokan ilmu pengetahuan ini yang mendasari pengembangan Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar.
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
2. konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.



A.   Pelapisan social
a.      pengertian
Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Dan individu-individu yang berlatar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat yang heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok social. Dengan adanya yang seperti ini maka terbentuk yang namanya pelapisan masyarakat atau terbentuk masyarakat yang berstrata.

Masyarakat adalah satu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan stabil. Maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Individu dan masyarakat adalah komplementer, dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa:
a)      Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukkan pribadinya.
b)      Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan dapat menyebabkan perubahanbesar pengaruhnya.
Sedangkan pelapisan social atau stratifikasi social menurut istilah dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Dapat diartikan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan / status yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan dalam suatu lapisan atau stratum.
Stratifikasi social juga di artikan sebagai dimensi fertikal dari struktur social masyarakat (melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada). Stratifikasi social juga adalah sebagai gejala yang universal artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga pasti akan didapatkan pelapisan social tersebut.
Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan masyarakat atau stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis).
Menurut Theodorson dkk dalam Dictionary of Sociology, adalah: pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relative permanan yang terdapat di dalam system social (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam hal perbedaan hak, pengaruh dan kekuasaan.
Mengapa terjadi stratifikasi social ?
Menurut SOERJONO SOEKAMTO(1981:133).
 Selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang di hargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system yang berlapis-berlapis yang ada dalam masyarakat itu. (barang sesuatu yang di hargai masyarakat itu adalah uang, benda-benda bernilai ekonomis seperti: tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan)
Menurut PAUL B. HORTON & CHESTER L. HUNT(1989: 7-12).
Terjadinya stratifikasi social dalam masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusi di dalam masyarakat tidak merata. Mereka yang memperoleh menduduki kelas atas dan mereka yang tidak memperoleh menduduki kelas bawah.


a.      Pelapisan social ciri tetap kelompok social
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh system seluruh masyarakat kuno. Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini hanyalah semata-mata ditentukan oleh system kebudayaan itu sendiri. Contohnya seperti kedudukan laki-laki di minangkabau dengan laki-laki di jawa. Di jawa kekuasaan keluarga ada ditangan ayah sedangkan di minangkabau dipegang oleh ibu. Itu karena kebudayaan si sana bebeda dengan di jawa. Di sana para wanitanya yang melamar si laki-laki dan juga di sana wanita dikenal ulet/ rajin.

Di dalam organisasi masyarakat primitive pun dimana belum mengenal tulisan, pelapisan social itu sudah ada. Hal ini terwujud dengan berbagai bentuk, sebagai berikut :
1.      Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban.
2.      Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa.
3.      Adanya pemimpin yang paling berpengaruh.
4.      Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum.
5.      Adanya pembagian kerja didalam suku itu sendiri.
6.      Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.

Jika kita tidak dapat menemukan masyarakat yang tidak berlapis-lapis di antara masyarakat yang primitive, maka tidak mungkin lagi menemukannya dalam masyarakat yang lebih maju/ berkembang.bentuk dan proporsi pelapisan di masyarakat yang telah maju berfariasi, tetapi pada dasarnya pelapisan masyarakat itu ada dimana-mana dan disepanjang waktu.

b.      Terjadinya Pelapisan Sosial
1.      Terjadi Dengan Sendirinya
                        Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Orang-orang yang menduduki lapisan ini ibentuk bukan berdasarkan kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu tapi berjalan dengan alamiah atau dengan sendirinya. Karena pelapisan bentuk ini tidak disusun dengan sengaja maka bentuk pelapisan dan dasar pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat di mana system itu berlaku.

2.      Terjadi Dengan Di sengaja
                        System pelapisan yang dibentuk dengan disengaja ini bermaksud agar mengejar tujuan bersama. Di dalam system ini di tentukan secara tegas dan jelas adanya wewenang dan kekuasaan yang di berikan kepada seseorang.sistem ini dapat dilihat dalam suatu organisasi pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain.

Di dalam system organisasi yang di susun dengan cara ini mengandung 2 sistem:
1)      System fungsional: pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingandan harus berkerjasama dalam kedudukan yang sederajat, contoh: perkantoran dan kepala-kepala seksi.
2)      System scalar: pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah ke atas.
      
Pembagian kedudukan dalam organisasi formal pada pokoknya di perlukan agar organisasi itu dapat bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan, tetepi system ini terdapat pula kelemahannya.
      Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok social, halnya tidak demikian. Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya pelapisan dalam masyarakat :
1.      System lapisan mungkin berpokok pada system pertentengan dalam masyarakat. System demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang manjadi obyek penelitian.
2.      System lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur, antara lain:
a)      Distribusi hak-hak istimewa yang objektif,
b)       System pertahapan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat(prestos dan penghargaan)
c)      Kriteria system pertentangan dapat berdasarkan kualitas   pribadi,keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang    atau kekuasaan.
d)     Lambang-lambang kedudukan
e)      Mudah sukarnya bertukar kedudukan
f)       Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok social yang menduduki kedudukan yang sama dalam system social masyarakat:
a.       Pola-pola interaksi
b.      Kesamaan atau ketidaksamaaan system kepercayaan, sikap, dan nilai.
c.       Kesadaran dan kedudukan masing-masing
d.      Aktivitas sebagai organ kolektif

A.   KESAMAAN DERAJAT
            Kesamaan derajat dan isi jaminan oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai sector kehidupan. Hak inilah yang yang banyak dikenal dengan Hak Asasi Manusia.
    Persamaan hak
           Adanya kekuasaan Negara seolah-olah hak individu lambat-laun dirasakan sebagai suatu yang mengganggu, Karen di mana kekuasaan itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu tu.
           Mengenai persamaan hak ini selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak-hak (asasi)manusia atau universitas declaration of human right (1948) dalam pasal-pasalnya, seperti dalam:
Pasal 1: “sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.”

Pasal 2 ayat 1 : “ setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernytaan ini dengan tak ada kecuali apapun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik, atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan.”

A.   ELITE DAN MASSA
a.     ELITE
                        Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadinyang di angkat untuk melayani suatu kolektifitas dengan cara yang bernilai social. Dalam pengertian umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: “ posisi didalam masyarakat di puncak struktur-struktur social yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.”
Fungsi elite dalam memegang strategi:
                        Dalam suatu kehidupan social yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika di bandingkan dengan massa. Penentuan ini berdasarkan penghargaan masyarakat terhadap peranan yang di lancarkan.

Ada 2 kecenderungan yang digunakan untuk menentukan elite dalam masyarakat itu:
a.       Menitikberatkan pada fungsi social
b.      Pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral

Menurut parson, dua kecenderungan di atas melahirkan 2 macam elite,yaitu:
a.       Elite internal : yang menyangkut integrasi moralserta solidaritas social yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa.
Elite eksternal : meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi, berhubungan dengan problema-problema yang memperlihatkan sifat yang keras, masyarakat lain atau mas depan tak tentu.

a.      MASSA
             Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
      Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku missal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar diberbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberikan dalam pers.
Ciri – ciri massa adalah :
·         Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers
·         Massa merupakan kelompok yagn anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym
Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Ø  Social atau stratifikasi social menurut istilah dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Dapat diartikan sejumlah individu yang mempunyai kedudukan / status yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan dalam suatu lapisan atau stratum.
Ø  Terjadinya pelapisan social melalui 2 macam:
·         Terjadi dengan sendirinya
·         Proses ini berjalan tanpa direncanakan.
·         Terjadinya dengan disengaja
·         System ini dibuat secara sengaja dengan maksud dapat memiliki tujuan bersama.delam system ini mengandung 2 sistem, yaitu:
·         System fungsional: pembagian kerja pada kedudukan yang tingkatnya berdampingandan harus berkerjasama dalam kedudukan yang sederajat, contoh: perkantoran dan kepala-kepala seksi.
·         System scalar: pembagian kekuasaan menurut jenjang dari bawah ke atas.
Ø Ukuran yang biasa dipakai dalam menggolongkan anggota masyarakat ke dalam lapisan social, ialah:
·         Ukuran kekayaan
·         Ukuran kekuasaan
·         Ukuran kehomatan
·         Ukuran ilmu pengetahuan.
Ø Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang memegang kekuasaan
Ø Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.




Suzana keller, Penguasa dan Kelompok Elite, Rajawali, Jakarta, 1984

Ahmadi, Drs.H.Abu. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta,Mei 2003

Robin Williams Jr., American Society, (New York: A Fred A Knopf) 1960

Kingsley Davis, Human Society, (New York: The Macmillan Company) 1960

Koentjaraningrat: Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Dian Rakyat) 1967
Soerjono Soekamto,Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Yayasan   Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964)

William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf, sociology, edisi ke-4, A.P. Feffer dan Simons Internasional University Edition, 19.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/10/pengertian-ilmu-sosial-dasar-2/